
Beberapa peluru menjangkaunya. Suehabi tersungkur. Matanya Nanar. Ia sempat mengacungkan kepalan tangannya ke atas sebelum berondongan peluru kembali menerjangnya.
Soehabi mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Lalu, dengan tangan masih mengepal keatas Ia berteriak lantang. “Merdeka Atau Mati. Allahu Akbar!”. Setelah itu tubuhnya ambruk, darahnya tumpah membasahi ibu pertiwi.
Sang Kapten gugur di Pepedan, Karangmoncol, Purbalingga menyusul rekan-rekanya. Mereka semua gugur jauh dari kampung halamannya di Tanah Sunda sana mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
read more : https://www.igosaputra.com/2020/08/perang-pepedan-saksi-perjuangan-pasukan.html?m=1
read more : https://www.igosaputra.com/2020/08/perang-pepedan-saksi-perjuangan-pasukan.html?m=1